INFORMASI SEHAT

SEPUTAR INFO PENYAKIT DAN INFO KESEHATAN

 

9 Cara Sukses Agar Paru-Paru Perokok Bisa Bersih Kembali

                 Bagi sebagian orang dengan merokok “katanya” sanggup mendatangkan efek relaksasi dan sugesti penambah percaya diri dalam kejiwaan seseorang. Namun dibalik itu semua kita tahu bahwa rokok mengandung beberapa zat kimia yang membahayakan tubuh misalnya saja yang paling awam adalah Nikotin.


9 Cara Sukses Agar Paru-Paru Perokok Bisa Bersih Kembali | In-Sehat

Berikut ada 9 cara sukses agar paru-paru perokok bisa bersih kembali atau setidaknya meminimalkan dampak buruk bagi para perokok. Tapi berhenti merokok saat ini juga adalah cara yang paling tepat sebelum penyakit mulai berdatangan.

1). Omega 3
Pemberian makanan yang kaya akan omega-3 pada penderita penyakit gangguan paru-paru kronik (Chronic obstructive Pulmonary Diseases/COPD) dapat memperbaiki fungsi paru-paru penderita penyakit tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan adanya penurunan serum, tingkat produksi lendir serta perbaikan gejala pada penderita COPD.

2). Kedelai
Mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung banyak kedelai dapat memperbaiki fungsi paru-paru dan mengurangi serangan penyakit sesak nafas kronis.

Tim studi yang dipimpin Fumi Hirayama asal Jepang meneliti 300 pasien sesak nafas dan 340 orang sehat mengenai konsumsi kedelai. Hasilnya, mereka yang mengonsumsi produk-produk yang mengandung kedelai ada hubungannya dengan membaiknya fungsi paru-paru dan turunnya risiko terkena sesak nafas.

“Setelah diteliti, flavonoid yang terdapat dalam makanan kedelai bertindak sebagai anti-peradangan pada paru-paru serta dapat melindungi paru-paru dari tembakau yang menyebabkan kanker bagi para perokok,” jelas Hirayama.

Menurut Hirayama, selain baik bagi paru-paru perokok, kedelai juga bisa menurunkan kolesterol serta mengatasi gejala menopause.

3). Transplantasi
Untuk pertama kalinya, para peneliti dari McEwen Centre for regenerative Medicine, University Health Network berhasil menggunakan terapi gen untuk memperbaiki paru-paru perokok yang “rusak” sehingga digunakan untuk transplantasi kepada pasien yang membutuhkan.

Cara kerjanya, paru-paru donor ini akan disimpan dalam kondisi suhu tubuh normal dengan menempatkannya di sebuah kubah untuk memproteksi. Lalu, sistem perfusi paru Toronto XVIVO secara terus-menerus memompa cairan oksigen tanpa darah, protein, dan nutrisi kepada paru-paru yang “cacat” tersebut. Metode ini meniru kondisi paru pada umumnya sehingga sel-sel yang “cacat” bisa memperbaiki diri sendiri dan terciptalah sebuah paru-paru yang bagus dan bisa diaplikasikan sebagai donor. Setelah itu, dimasukkan gen IL-10 yang bisa menghalangi respons imunitas tubuh terhadap infeksi sehingga organ yang baru ditransplantasi tidak rusak.

4). 12 Jam Saja
Bagi pecandu rokok, menghentikan kebiasaan merokok merupakan hal yang sulit. Namun ternyata, tubuh akan memperbaiki sistemnya ketika seseorang mulai berhenti merokok selama 12 jam. Perasaan buruk akan terasa di awal, namun pada saat itulah proses penyembuhan kerusakaan akibat rokok dimulai.

Karbon monoksida dan kandungan nikotin dalam tubuh akan hilang secara perlahan. Kandungan berbahaya tersebut akan hilang sama sekali dalam waktu 2-3 hari setelah berhenti merokok. Pada saat itu akan timbul perasaan tak tenang serta emosi yang tidak stabil. Rasa lapar, serta keletihan yang berlebihan bahkan kesulitan tidur pun terasa. Gejala tersebut menandakan bahwa tubuh sedang membersihkan sisa-sisa nikotin yang ada. Dalam 2-3 minggu sejak berhenti merokok sirkulasi tubuh akan mulai memperbaiki kerusakan pada paru-paru. Dalam jangka waktu 1-9 bulan, batuk-batuk dan nafas pendek akan menghilang. Paru-paru Perokok mulai bersih dan fungsinya kembali normal.

Gejala-gejala seperti depresi, frustasi, dan sakit kepala juga akan melanda pada awal proses penyembuhan. Namun hasilnya, Anda akan terbebas dari risiko kanker, jantung, kemandulan, dan kerusakan paru-paru. Dengan sedikit kesabaran dan niat yang keras, Anda akan mendapatkan kualitas kesehatan yang luar biasa.

5). Antioksidan
Brokoli, apel, serta sayur dan buah lainnya yang kaya antioksidan bisa membantu memperbaiki dan melindungi paru-paru Anda. Satu studi telah menunjukkan bahwa paru-paru orang yang mengkonsumsi lebih dari 5 apel dalam seminggu berfungsi lebih baik dari paru-paru mereka yang sama sekali tidak mengkonsumsi apel.

Selain itu, antioksidan isothiocyanate pada sayuran seperti brokoli, tauge, serta kol bunga juga terbukti bisa menurunkan risiko kanker paru-paru. Sayuran kol, kubis hijau dan merah berfungsi sebagai sumber nutrisi dan pelindung paru-paru. Makanan sumber nutrisi paru-paru lainnya meliputi buah bit, wortel, ketela, labu, biji wijen, almon, aprikot, kacang, serta buah sitrus.

6). Tingkatkan Kapasitas
Angka harapan hidup kita secara langsung bergantung pada kapasitas paru-paru. Jika paru-paru tidak bekerja maksimal untuk mensuplai oksigen ke seluruh tubuh, maka semua proses metabolisme akan rusak. Satu cara efektif meningkatkan kapasitas paru-paru adalah dengan memainkan instrumen seperti saksofon, terompet, peluit, bahkan recorder. Praktek selama 10-15 menit sehari akan memperbaiki paru-paru Anda.

7). Kelembaban
Mucus atau lendir sering menjadi penyebab batuk kronis. Dalam sistem pengobatan China, kelemahan pada diet dan sistem pencernaan diperkirakan sebagai penyebab langsung kelembaban dan lendir yang terakumulasi di paru-paru.

Pada banyak kasus, mengurangi serta membersihkan mucus dapat meredakan batuk. Mulailah dengan berhenti mengkonsumsi makanan yang memproduksi mucus seperti produk-produk susu (khususnya es krim), makanan dingin dan mentah, makanan manis yang mengandung pemanis buatan atau tepung olahan, serta minuman ringan.

8). Jeruk Nipis
Setelah di analisis melalui alat GC-MS, air jeruk nipis mampu menurunkan kadaar nikotin hingga 70,65. Namun air jeruk nipis disini hanya alat bantu untuk dapat berhenti merokok.

9). Minum Banyak Air
Ini akan membantu untuk mengelurkan racun dan nikotin yang telah terakumulasi dalam tubuh Anda setelah bertahun-tahun merokok.

Dengan mengikuti 9 cara di atas, semoga paru-paru para perokok bisa bersih kembali. (Sumber : beritaunik.net)

Info artikel menarik lain silahkan baca Cara Sukses Membersihkan Paru-Paru.

-----------------------------------------------------------------------------------------------
Untuk info peluang usaha masakan Jepang Okonomiyaki & Takoyaki pelajari infonya DISINI.

Bahaya Penyakit TBC Pada Anak

Tidak hanya orang dewasa yang perlu mewaspadai TBC, penyakit TBC pada anak pun harus menjadi kewaspadaan orang tua. Penyakit ini bisa timbul oleh anak yang mengisap udara yang mengadung kuman TBC. Beberapa gejala awalnya adalah si kecil gampang jatuh sakit, batuk terus-terusan, atau berat badan turun tanpa sebab.

Bahaya Penyakit TBC Pada Anak | In-Sehat

Berbeda dengan TBC pada orang dewasa, penyakit TBC pada anak tidak menular. Pada TBC anak, kuman berkembang biak di kelenjar paru-paru. Jadi, kuman ada di dalam kelenjar, tidak terbuka. Sementara pada TBC dewasa, kuman berada di paru-paru dan membuat lubang untuk keluar melalui jalan napas. Nah, pada saat batuk, percikan ludahnya mengandung kuman. Ini yang biasanya terisap oleh anak-anak, lalu masuk ke paru-paru.

Gejala TBC sendiri tidak serta-merta muncul. Pada saat-saat awal, 4-8 minggu setelah infeksi, bisa jadi anak hanya demam sedikit. Beberapa bulan kemudian, gejalanya mulai muncul di paru-paru. Anak batuk-batuk sedikit. Tahap berikutnya (3-9 bulan setelah infeksi), anak tidak napsu makan, kurang gairah, dan berat badan turun tanpa sebab. Juga ada pembesaran kelenjar di leher, sementara di paru-paru muncul gambaran vlek.

Pada saat itu, kemungkinannya ada dua, apakah akan muncul gejala TBC yang benar-benar atau sama sekali tidak muncul. Ini tergantung kekebalan anak. Kalau anak kebal (daya tahan tubuhnya bagus), TBC-nya tidak muncul. Tapi bukan berarti sembuh. Setelah bertahun-tahun, bisa saja muncul, bukan di paru-paru lagi, melainkan di tulang, ginjal, otak, dan sebagainya. Ini yang berbahaya dan butuh waktu lama untuk penyembuhannya.

Riwayat Penyakit TBC
Penyebab TBC adalah kuman TBC (mycobacterium tuberculosis). Sebetulnya, untuk mendeteksi bakteri TBC (dewasa) tidak begitu sulit. Pada orang dewasa bisa dideteksi dengan pemeriksaan dahak langsung dengan mikroskop atau dibiakkan dulu di media. Yang sulit adalah mendeteksi penyakit TBC pada anak, karena tidak mengeluarkan kuman pada dahaknya dan gejalanya sedikit, sehingga harus dibuat diagnosis baku untuk mendiagnosis anak TBC sedini mungkin.

Yang harus dicermati pada saat diagnosis penyakit TBC pada anak adalah riwayat penyakitnya. Apakah ada riwayat kontak anak dengan pasien TBC dewasa. Kalau ini ada, dapat dipastikan anak positif TBC. Gejala-gejala lain untuk diagnosa penyakit TBC pada anak antara lain :
- Apakah anak sudah mendapat imunisasi BCG semasa kecil. Atau reaksi BCG sangat cepat. Misalnya, bengkak hanya seminggu setelah diimunisasi BCG. Ini juga harus dicurigai TBC, meskipun jarang.
- Berat badan anak turun tanpa sebab yang jelas, atau kenaikan berat badan setiap bulan berkurang.
- Demam lama atau berulang tanpa sebab. Gejala ini sebenarnya jarang terjadi. Kalaupun ada, setelah diperiksa, ternyata tipus atau demam berdarah.
- Batuk lama, lebih dari 3 minggu. Ini terkadang tersamar dengan alergi. Kalau tidak ada alergi dan tidak ada penyebab lain, baru dokter boleh curiga kemungkinan anak terkena TBC.
- Pembesaran kelenjar di kulit, terutama di bagian leher, juga bisa ditengarai sebagai kemungkinan gejala TBC. Yang sekarang sudah jarang adalah adanya pembesaran kelenjar di seluruh tubuh, misalnya di selangkangan, ketiak, dan sebagainya.
- Mata merah bukan karena sakit mata, tapi di sudut mata ada kemerahan yang khas.

Pemeriksaan lain juga dibutuhkan diantaranya pemeriksaan tuberkulin (Mantoux Test, MT) dan foto. Pada anak normal, Mantoux Test positif jika hasilnya lebih dari 10 mm. Tetapi, pada anak yang gizinya kurang, meskipun ada TBC, hasilnya biasanya negatif, karena tidak memberikan reaksi terhadap MT.

Jika minimal tiga dari gejala di atas positif, dokter biasanya mencurigai anak kena penyakit TBC, meski belum tentu TBC, karena bukti lain tidak ada. Anak biasanya akan diberi obat anti-TBC selama 2-3 bulan dan dilihat perkembangannya. Kalau membaik, misalnya berat badannya bertambah, nafsu makan bertambah, atau jadi jarang sakit, dokter biasanya yakin bahwa anak positif TBC. Setelah itu, diteruskan dengan pengobatan untuk mencegah jangan sampai TBC kambuh lagi atau berkembang menjadi penyakit TBC yang lebih parah.

Akan tetapi, seandainya kondisi anak masih buruk setelah 3 bulan diberi obat anti-TBC, kemungkinannya ada dua, yaitu anak negatif TBC atau adanya multi-drugs resistance TBC (MDR TBC/kebal terhadap obat-obatan). MDR ini yang sekarang menjadi masalah. Penyebabnya biasanya karena penderita TBC dewasa tidak teratur minum obat. Begitu agak enakan, lalu menghentikan minum obat, dan sebagainya. Akibatnya, kuman jadi kebal terhadap obat. Nah, jika ini menular ke anak-anak, juga akan membuat anak-anak tersebut mengidap MDR TBC.

Jika ini yang terjadi, si kecil sebaiknya dirujuk ke RS atau dokter spesialis untuk melakukan pengamatan yang lebih intensif. Dalam beberapa tahun terakhir, sudah mulai tampak tendensi peningkatan MDR berbarengan dengan banyaknya kasus TBC dewasa. Ditambah lagi maraknya kasus HIV-AIDS, yang membuat daya tahan tubuh turun, sehingga TBC mudah menyerang. Belum lagi faktor sosial dan gizi yang menambah kendala penanganan penyakit TBC pada anak.

Pengobatan TBC Pada Anak Harus Sabar
Prosedur pengobatan penyakit TBC pada anak yang pertama adalah dengan memberikan obat pembunuh kuman TBC. Ini disebut pengobatan masa I (3 bulan pertama). Di masa I ini diharapkan sebagian besar kuman akan mati, jadi dipakai obat anti-TBC yang fungsinya membunuh kuman.gambar Waspadai Penyakit TBC Pada Anak

Tahap berikutnya adalah masa dimana kuman sudah masuk ke dalam kelenjar, sehingga obat pembunuh kuman tidak mempan lagi, bahkan kalau diberikan malah berbahaya karena bisa mengganggu fungsi liver. Pada masa ini, diberikan obat-obatan yang fungsinya mengepung kuman yang ada di dalam kelenjar. Kalau kuman keluar, bisa langsung mati kumannya.

Proses pengobatan berlangsung sekitar 6 bulan, dan terkadang ditambah 3 bulan pengobatan untuk mencegah kekambuhan. Pengobatan harus teratur, tidak boleh berhenti. Kalau distop, bisa jadi kumannya akan muncul lagi dan resisten terhadap obat. Pengobatan penyakit TBC pada anak memang berbeda dengan TBC dewasa. Pada orang dewasa, pengobatan 3 bulan bisa bersih kuman TBC-nya. Pada anak tidak bisa, karena tidak bisa memberikan obat sekaligus banyak dalam jangka waktu pendek. Akibatnya, pengobatan jadi agak lama. Orang tua harus sabar dan tidak bosan.

Yang juga harus dihindari adalah pemberian obat anti-TBC tanpa diagnosis yang benar. Anak gampang sakit, batuk, tidak nafsu makan, langsung diberi obat TBC. Ini sangat berbahaya, karena bisa berakibat resistensi kuman terhadap obat. Nah, sekarang para orangtua mempunyai kecenderungan seperti itu, mungkin karena mereka tidak sabar menangani penyakit TBC pada anak mereka. Padahal jika terlalu terburu-buru bukan sembuh, malah bisa mengakibatkan komplikasi lainnya. (Sumber : tabloidnova.com)

Info artikel menarik lain silahkan baca Waspadai Gejala Penyakit Bronkitis.

Terjadinya Penyakit Pneumonia

Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau peradangan pada organ paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur atau parasit di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi “inflame” dan terisi oleh cairan. 
Penyakit Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol. Namun penyebab yang paling sering adalah serangan bakteria streptococcus pneumoniae, atau pneumokokus.

Terjadinya Penyakit Pneumonia | In-Sehat

Penyakit Pneumonia sering kali diderita sebagian besar orang yang lanjut usia (lansia) dan mereka yang memiliki penyakit kronik sebagai akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh (Imun), akan tetapi Pneumonia juga bisa menyerang kaula muda yang bertubuh sehat. Saat ini didunia penyakit Pneumonia dilaporkan telah menjadi penyakit utama di kalangan kanak-kanak dan merupakan satu penyakit serius yang merenggut nyawa beribu-ribu warga tua setiap tahun.

Terjadinya Penyakit Pneumonia
Cara penularan virus atau bakteri Pneumonia sampai saat ini belum diketahui pasti, namun ada beberapa hal yang memungkinkan seseorang beresiko tinggi terserang penyakit Pneumonia. Hal ini diantaranya adalah :

1.Orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS dan para penderita penyakit kronik seperti sakit jantung, diabetes mellitus. Begitu juga bagi mereka yang pernah / rutin menjalani kemoterapy (chemotherapy) dan meminum obat golongan Immunosupressant dalam waktu lama, dimana mereka pada umumnya memiliki daya tahan tubuh (Immun) yang lemah.

2.Perokok dan peminum alkohol.
Perokok berat dapat mengalami irritasi pada saluran pernafasan (bronchial) yang akhirnya menimbulkan secresi muccus (riak/dahak), Apabila riak/dahak mengandung bakteri maka dapat menyebabkan Pneumonia. Alkohol dapat berdampak buruk terhadap sel-sel darah putih, hal ini menyebabkan lemahnya daya tahan tubuh dalam melawan suatu infeksi.

3.Pasien yang berada di ruang perawatan intensive (ICU/ICCU).
Pasien yang dilakukan tindakan ventilator (alat bantu nafas) ‘endotracheal tube’ sangat beresiko terkena Pneumonia. Disaat mereka batuk akan mengeluarkan tekanan balik isi lambung (perut) ke arah kerongkongan, bila hal itu mengandung bakteri dan berpindah ke rongga nafas (ventilator) maka potensial tinggi terkena Pneumonia.

4.Menghirup udara tercemar polusi zat kemikal.
Resiko tinggi dihadapi oleh para petani apabila mereka menyemprotkan tanaman dengan zat kemikal (chemical) tanpa memakai masker adalah terjadi irritasi dan menimbulkan peradangan pada paru yang akibatnya mudah menderita penyakit Pneumonia dengan masuknya bakteri atau virus.

5.Pasien yang lama berbaring.
Pasien yang mengalami operasi besar sehingga menyebabkannya bermasalah dalam hal mobilisasi merupakan salah satu resiko tinggi terkena penyakit Pneumonia, dimana dengan tidur berbaring statis memungkinkan riak/muccus berkumpul dirongga paru dan menjadi media berkembangnya bakteri.

Tanda dan Gejala Pneumonia
Gejala yang berhubungan dengan pneumonia termasuk batuk, sakit dada, demam, dan kesulitan bernafas. Sedangkan tanda-tanda menderita Pneumonia dapat diketahui setelah menjalani pemeriksaan X-ray (Rongent) dan pemeriksaan sputum.

Penanganan dan Pengobatan Pneumonia
Penanganan dan pengobatan pada penderita Pneumonia tergantung dari tingkat keparahan gejala yang timbul dan type dari penyebab Pneumonia itu sendiri.

Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri akan diberikan pengobatan antibiotik. Pengobatan haruslah benar-benar lengkap sampai benar-benar tidak lagi adanya gejala atau hasil pemeriksaan X-ray dan sputum tidak lagi menampakkan adanya bakteri Pneumonia, jika tidak maka suatu saat Pneumonia akan kembali diderita.
Pneumonia yang disebabkan oleh virus akan diberikan pengobatan yang hampir sama dengan penderita flu, namun lebih ditekankan dengan istirahat yang cukup dan pemberian intake cairan yang cukup banyak serta gizi yang baik untuk membantu pemulihan daya tahan tubuh.

Pneumonia yang disebabkan oleh jamur akan mendapatkan pengobatan dengan pemberian anti jamur.
Disamping itu pemberian obat lain untuk membantu mengurangi nyeri, demam dan sakit kepala. Pemberian obat anti (penekan) batuk di anjurkan dengan dosis rendah hanya cukup membuat penderita Pneumonia bisa beristirahat tidur, Karena batuk juga akan membantu proses pembersihan secresi mucossa (riak/dahak) diparu-paru. (Infopenyakit.com)

Info artikel menarik lain bisa anda baca Macam-Macam Penyakit Paru-Paru.

Penyebab Penyakit Bronkitis Kronis

             Berdasarkan waktu berlangsungnya penyakit, bronkitis akut berlangsung kurang dari 6 mingu dengan rata-rata 10-14 hari, sedangkan Bronkitis Kronis berlangsung lebih dari 6 minggu. Secara umum keluhan pada Bronkitis kronis dan Bronkitis akut hampir sama. Hanya saja keluhan pada Bronkitis kronis cenderung lebih berat dan lebih lama. Hal ini dikarenakan pada Bronkitis kronis terjadi penebalan (hipertrofi) otot-otot polos dan kelenjar serta berbagai perubahan pada saluran pernapasan.


Penyebab Penyakit Bronkitis Kronis | In-Sehat

Secara klinis, Bronkitis kronis merupakan penyakit saluran pernapasan yang ditandai dengan batuk berdahak sedikitnya 3 bulan dalam setahun selama 2 tahun berturut-turut.

Di Indonesia, belum ada angka kesakitan Bronkitis kronis, kecuali di RS sentra-sentra pendidikan. Sebagai perbandingan, di AS ( National Center for Health tatistics ) diperkirakan sekitar 4% dari populasi didiagnosa sebagai Bronkitis kronis. Angka inipun diduga masih di bawah angka kesakitan yang sebenarnya (underestimate) dikarenakan tidak terdiagnosanya Bronkitis kronis. Di sisi lain dapat terjadi pula overdiagnosis Bronkitis kronis pada pasien-pasien dengan batuk non spesifik yang self-limited (sembuh sendiri).

Bronkitis kronis dapat dialami oleh semua ras tanpa ada perbedaan. Frekuensi angka kesakitan Bronkitis kronis lebih kerap terjadi pada pria dibanding wanita. Hanya saja hingga kini belum ada angka perbandingan yang pasti. Usia penderita Bronkitis kronis lebih sering dijumpai di atas 50 tahun.

Penyebab Bronkitis Kronis
Faktor-fakor penyebab tersering pada Bronkitis kronis adalah asap rokok (tembakau), debu dan asap industri, polusi udara.

Disebutkan pula bahwa Bronkitis kronis dapat dipicu oleh paparan berbagai macam polusi industri dan tambang, diantaranya: batubara, fiber, gas, asap las, semen, dan lain-lain.

Gejala dan Keluhan Bronkitis Kronis
- Batuk dengan dahak atau batuk produktif dalam jumlah yang banyak. Dahak makin banyak dan berwarna kekuningan (purulen) pada serangan akut (eksaserbasi). Kadang dapat dijumpai batuk darah.
- Sesak napas. Sesak bersifat progresif (makin berat) saat beraktifitas.
- Adakalanya terdengar suara mengi (ngik-ngik).
- Pada pemeriksaan dengan stetoskop (auskultasi) terdengar suara krok-krok terutama saat inspirasi (menarik napas) yang menggambarkan adanya dahak di saluran napas.

Secara klinis, Bronkitis kronis terbagi menjadi 3 jenis, yakni :
- Bronkitis kronis ringan ( simple chronic bronchitis), ditandai dengan batuk berdahak dan keluhan lain yang ringan.
- Bronkitis kronis mukopurulen ( chronic mucupurulent bronchitis), ditandai dengan batuk berdahak kental, purulen (berwarna kekuningan).
- Bronkitis kronis dengan penyempitan saluran napas ( chronic bronchitis with obstruction ), ditandai dengan batuk berdahak yang disertai dengan sesak napas berat dan suara mengi.

Untuk membedakan ketiga penyakit Bronkitis Kronis di atas, bisa didasarkan pada riwayat penyakit dan pemeriksaan klinis oleh dokter disertai pemeriksaan penunjang (jika diperlukan), yakni radiologi (rontgen), faal paru, EKG, analisa gas darah.

Info artikel menarik lain silahkan baca Penyakit Asma dan Penyebabnya.

-----------------------------------------------------------------------------------------------
Untuk info peluang usaha masakan Jepang Okonomiyaki & Takoyaki pelajari infonya DISINI.

Penyebab Penyakit Paru-Paru Bolong

                 Penyakit Paru-paru Bolong biasanya disebabkan oleh kuman TBC yang sudah menyerang penderitanya. Ketika sudah menyerang penderitanya, si penderita tidak mencoba untuk menyembuhkan, sehingga kuman TBC itulah yang merusak paru-paru.


Penyebab Penyakit Paru-Paru Bolong | In-Sehat

Radang paru paru biasanya dikarenakan adanya jamur atau kuman dan jarang menimbulkan lubang. Bila paru-paru sampai bolong, berarti sudah terjadi infeksi yang berat. Itu kemungkinan dipicu oleh kuman TBC yang memang merusak dan menghancurkan jaringan paru, sehingga lama-kelamaan jaringan akan mati dan menimbulkan bekas berongga (cavity).

Kuman TBC yang membuat paru-paru bolong sedikitnya memerlukan waktu untuk menginfeksi minimal enam bulan dan awalnya memang didahului adanya peradangan. TBC bisa dikenali dengan mudah dari gejala-gejala TBC seperti di bawah ini :

- Sering batuk darah
- Batuk lebih dari dua minggu
- Nafsu makan menurun sehingga berat badan berkurang
- Meriang di sore hari
- Cepat lelah, lesu, dan lemah
- Berkeringat di malam hari

Jika kelainan paru-parunya luas, akan terjadi sesak napas, pap TBC yang masih belum menjadi paru-paru bolong dan masih dalam stadium awal bisa masih bisa diobati.

Pengobatannya minimal selama enam bulan dan harus dilakukan secara teratur. Aturan ini, seringkali membuat pasien tidak sabar. Apalagi, setelah rutin diobati 1-2 bulan, gejala penyakitnya biasanya menghilang.

Kalau pengobatan kemudian tidak rutin, kuman akan menjadi kebal. Dan bila sewaktu-waktu kondisinya memburuk, obat-obatan yang ada menjadi tidak mempan lagi. Kalau sudah seperti itu kemungkinan besar penderita tidak bisa sembuh seumur hidup.

Selain itu juga lebih mengarah pada adanya kuman TBC yang dapat membuat paru-paru bolong. Kondisi itu, diperparah dengan kebiasaan merokok pasien yang tidak hilang, padahal dengan merokok semua penyakit bisa bertambah parah.

Karena itu semua dokter yang mengetahui pasiennya merokok, mereka pasti menganjurkan untuk berhenti merokok. Selain itu pasien TBC dan paru-paru bolong seringkali disarankan untuk biasa mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein, cukup istirahat serta tidak memaksa diri untuk berjalan terlalu jauh atau naik tangga sehingga merasa kecapekan.

Salah satu pencegahan untuk penyakit paru-paru bolong adalah membiasakan diri melaksanakan pola hidup sehat, dengan begitu semua penyakit tidak mudah masuk.

Info artikel menarik lain silahkan baca Gejala Penyakit Paru-Paru Basah (Pneumonia).

-----------------------------------------------------------------------------------------------
Untuk info peluang usaha masakan Jepang Okonomiyaki & Takoyaki pelajari infonya DISINI.

Gejala Penyakit Paru-Paru Basah (Pneumonia)

Paru-paru basah sebenarnya tidak dikenal dalam dunia medis, istilah ini hanya familiar bagi masyarakat awam. Istilah paru-paru basah dalam bahasa medis disebut pneumonia, yaitu infeksi satu atau kedua paru-paru yang biasanya disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur.

Gejala Penyakit Paru-Paru Basah (Pneumonia) | In-Sehat

Sebelum penemuan antibiotik, sepertiga dari semua orang yang mengembangkan paru-paru basah kemudian meninggal dari infeksi. Saat ini, meskipun sebagian besar orang-orang yang terinfeksi penyakit paru-paru basah sembuh, kira-kira 5% diantaranya memiliki prognosis buruk yang dapat berujung pada kematian. 

Beberapa kasus paru-paru basah terjadi oleh karena menghirup tetesan kecil yang mengandung organisme yang dapat menyebabkan pneumonia. Tetesan ini masuk ke udara ketika seseorang terinfeksi dengan kuman melalui batuk atau bersin. Dalam kasus lain, disebabkan ketika bakteri atau virus yang biasanya hadir di mulut, tenggorokan, atau hidung tanpa sengaja memasuki paru. Biasanya, respon refleks tubuh dan sistem kekebalan tubuh mereka akan mencegah organisme disedot dari organisme penyebab paru-paru basah.

Setelah organisme memasuki paru-paru, mereka biasanya menetap di kantung udara dan bagian-bagian dari paru-paru di mana mereka berkembang pesat jumlahnya. Pada daerah ini paru-paru kemudian menjadi terisi dengan cairan dan nanah (sel-sel inflamasi tubuh) karena tubuh berusaha untuk melawan infeksi.

Gejala dan Tanda Paru-paru Basah
Kebanyakan orang yang mengalami gejala paru-paru basah yang membuat mereka pilek yang kemudian diikuti dengan demam tinggi, menggigil, dan batuk dengan produksi dahak. Dahak biasanya berubah warna dan kadang-kadang berdarah. Ketika infeksi mengendap di saluran udara, batuk dan dahak cenderung mendominasi gejala. Dalam beberapa kasus paru-paru basah, jaringan spons dari paru-paru yang mengandung kantung udara lebih terlibat.

Dalam hal ini, oksigenasi dari darah dapat terganggu, yang menyebabkan paru-paru menjadi kaku sehingga menyebabkan sesak napas. Hal ini dapat menyebabkan penderita berubah warna kulitnya menjadi kehitaman atau keunguan (kondisi yang dikenal sebagai “sianosis”) karena darah mereka yang kurang oksigen.

Nyeri dada pada paru-paru basah mungkin berkembang jika aspek-aspek luar dari paru-paru dekat dengan pleura (rongga pada paru-paru). Nyeri ini biasanya tajam dan memburuk ketika mengambil napas dalam-dalam dan dikenal sebagai nyeri pleuritik atau pleuritis. Dalam kasus lain, gejala paru-paru basah tergantung pada organisme kausatif, ada yang dapat menjadikan onset gejala lambat dan lain sebagainya.

Info artikel menarik lain silahkan baca Gejala Penyakit Enfisema Paru-Paru.

 

Info PROPERTI

Info Alat Kedokteran

Peluang Bisnis!

Peluang Bisnis Kuliner Jepang MAU?
OTAYAKIMU | Spesialis Okonomiyaki & Takoyaki

Mengajak anda bergabung bersama kami untuk menjadi mitra kami.

Info Mitra / Waralaba :

Pin.5B28812B
Hp.081210707041
Email : Otayaki@yahoo.com
Twitter : @otayakimu
Website : www.otayaki.com/p/info-kerjasama.html